CARA MENCEGAH PATAH PINGGANG DAN JANGKRIK PADA TANAMAN CABAI

Assalamu’alaikum. Wr, wb. 


Ilmu Pertanian Alam | Salam petani muda Indonesia. Sedikit pengalaman akan lebih berarti jika saling berbagi. 

Pada kesempatan kali ini kita akan bahas bagaimana cara mencegah patah pinggang dan jangkrik pada tanaman cabai. Baik cabai besar maupun rawit. 

Seperti kata pepatah Mencegah lebih baik dari pada mengobati. 

Bagi para sahabat tani yang sudah terlanjur melakukan penanaman dan mengalami masalah patah pinggang juga serangan jangkrik maka lakukan cara mengatasi patah pinggang dan jangkrik pada tanaman cabai

Pada kesempatan kali ini kita akan kupas tentang bagaimana cara pencegahannya. 

Beberapa faktor yang mengakibatkan terjadinya masalah jangkrik dan patah pinggang antara lain:

Bibit cabai yang terlalu lemas dan kurang kaku

Faktor bibit sangat kecil pengaruhnya, akan tetapi tetap dapat menjadi penyebab terjadinya masalah patah pinggang dan jangkrik. 

Baik menggunakan mulsa maupun penanaman biasa, seperti kita ketahui bahwa jangkrik dan beberapa hama lainnya lebih menyukai batang tanaman cabai yang muda hijau dan belum berkayu. 

Selain itu juga, bibit cabai yang terlalu lemas akan lebih cenderung layu saat dilakukan pemindahan atau penanaman, terlebih saat mendapati cuaca panas. 

Pencegahannya adalah dengan melakukan penyinaran mata hari langsung saat di pembibitan. 

Saat bibit mulai berdaun enam, sembari melakukan persiapan lahan tanam, buka kubah atau penutup bibit saat siang hari dan tutup kembali saat sore hari untuk mencegah hujan saat malam, dan buka semua penutup baik siang maupun malam, sekitar seminggu sebelum melakukan pindah tanam agar bibit lebih kaku dan tidak stress saat pemindahan. 

Pembuatan pembibitan sebaiknya dilakukan setelah penaburan pupuk kompos pada lahan. 

Penggunaan pupuk kompos yang belum matang.

Baik menggunakan kompos fermentasi maupun tidak, pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan saat gulma sudah mulai berkecambah. Hal ini menandakan bahwa pupuk kompos yang sahabat tani berikan telah matang dan lahan sudah benar-benar siap untuk ditanami. Sambil menunggu gulma berkecambah sahabat tani dapat melakukan persiapan dan penaburan benih cabai. 

Jarak waktu yang terlalu singkat antara pelubangan mulsa dengan penanaman



Setelah lahan tertutup dengan mulsa, gulma yang berkecambah akan mati tentunya. Kemudian lakukan pelubangan setelah empat atau lima hari. Jangan langsung lakukan penanaman. Lihat kelembaban tanah dan biarkan penguapan selesai. Lakukan penyiraman atau tunggu hingga hujan turun. Lubang yang telah siap untuk ditanami juga dapat dilihat dari beberapa gulma yang sudah mulai berkecambah kembali, biasanya sekitar satu minggu dari waktu pelubangan. 

Penguapan yang terjadi melalui lubang tanam

Resiko penguapan kecil terjadi jika penanaman tidak langsung dilakukan setelah pelubangan selesai. Namun untuk lebih menjaga, sahabat tani dapat melakukan penambahan lubang di sela lubang tanaman. Lubang ini juga nantinya berguna sebagai lubang tempat pemberian pupuk susulan. 

Penambusan atau pembumbunan tanah pada pinggiran mulsa juga dapat meningkatkan terjadinya penguapan. Penguncian mulsa sebaiknya menggunakan potongan bambu saja. Dan pembumbunan sebaiknya dilakukan saat usia tanaman sudah berusia sekitar dua bulan. 

Areal lahan yang terlalu bersih dari gulma

Areal lahan yang dimaksud adalah gang antara baris-baris mulsa.

Pembersihan lahan dari gulma sebaiknya dilakukan hanya pada bagian pinggiran mulsa saja. Sedangkan gulma yang berada ditengah sebaiknya hanya dibabat- babat saja. Hal ini lebih menjaga dari serangan jangkrik dan beberapa hama. 

Pembersihan gulma secara total dapat dilakukan sekalian saat melakukan pembumbunan. 

Itulah beberapa hal yang perlu sahabat tani lakukan saat ingin melakukan budidaya cabai untuk mencegah kegagalan akibat serangan jangkrik dan masalah patah pinggang. Terima kasih. 

Wassalam. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuat Benih Cabai Sendiri

Pola Tanam Kopi PGS

Cara Memeram Pisang Dengan Karbit Buah